Apa Hal Yang Menentukan Bahwa Kebutuhannya Itu Utama atau Tidak?
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia dihadapkan pada berbagai macam kebutuhan. Mulai dari makan, pakaian, tempat tinggal, hingga hiburan dan kenyamanan.
Namun tidak semua kebutuhan memiliki tingkat kepentingan yang sama. Ada yang disebut kebutuhan utama, dan ada pula yang tergolong kebutuhan tambahan. Lalu, apa yang sebenarnya menentukan bahwa suatu kebutuhan itu tergolong utama atau tidak?
Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami lebih dalam mengenai konsep kebutuhan manusia, faktor-faktor yang memengaruhinya, serta bagaimana prioritas ditetapkan dalam konteks kehidupan individu maupun masyarakat.
![]() |
Gambar: 8photo / freepik |
Apa Hal Yang Menentukan Bahwa Kebutuhannya Itu Utama atau Tidak?
Pengertian Kebutuhan Utama
Kebutuhan utama adalah kebutuhan yang harus dipenuhi terlebih dahulu agar manusia bisa bertahan hidup dan menjalankan aktivitasnya secara normal.
Tanpa pemenuhan kebutuhan ini, kelangsungan hidup manusia akan terganggu. Contoh paling dasar dari kebutuhan utama adalah kebutuhan akan makanan, air, udara, pakaian, dan tempat tinggal.
Namun, kebutuhan utama tidak selalu bersifat sama untuk setiap orang. Apa yang menjadi kebutuhan utama bagi seseorang bisa jadi berbeda untuk orang lain, tergantung pada konteks dan situasi yang dihadapi.
Di sinilah pentingnya memahami faktor-faktor penentu yang memengaruhi tingkat kepentingan suatu kebutuhan.
Faktor-Faktor Penentu Tingkat Keutamaan Kebutuhan
Ada beberapa hal yang bisa dijadikan dasar untuk menentukan apakah suatu kebutuhan termasuk kategori utama atau tidak. Berikut penjelasannya:
1. Tingkat Urgensi untuk Kelangsungan Hidup
Tingkat urgensi menjadi salah satu kunci dalam menentukan apakah suatu kebutuhan termasuk utama. Kebutuhan seperti makanan, air minum, dan udara adalah contoh paling mendasar yang tidak bisa ditunda pemenuhannya.
Tanpa terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut, manusia akan menghadapi risiko besar terhadap kesehatan dan keselamatannya. Begitu juga dengan kebutuhan akan tidur, pakaian, dan sanitasi dasar, semuanya berkaitan erat dengan fungsi tubuh dan keberlangsungan hidup.
2. Dampak Jika Tidak Dipenuhi
Kebutuhan yang menimbulkan dampak serius saat tidak terpenuhi cenderung dikategorikan sebagai kebutuhan utama. Misalnya, jika seseorang tidak memiliki tempat tinggal yang layak, ia tidak hanya terpapar risiko cuaca ekstrem, tetapi juga rentan terhadap penyakit dan gangguan sosial.
Akses terhadap layanan kesehatan juga merupakan contoh penting: ketika seseorang tidak mendapatkan pengobatan yang dibutuhkan, nyawanya bisa terancam. Dengan kata lain, semakin besar dampak negatif dari tidak terpenuhinya suatu kebutuhan, semakin tinggi pula tingkat keutamaannya.
3. Konsep Hierarki Kebutuhan Maslow
Psikolog Abraham Maslow mengembangkan teori hierarki kebutuhan manusia yang terkenal. Teori ini membagi kebutuhan ke dalam lima tingkatan, yaitu:
- Kebutuhan fisiologis (makan, minum, tidur)
- Kebutuhan rasa aman (tempat tinggal, perlindungan)
- Kebutuhan sosial (cinta, pertemanan, hubungan)
- Kebutuhan penghargaan (pengakuan, prestasi)
- Kebutuhan aktualisasi diri (pengembangan potensi diri)
Dalam konteks ini, kebutuhan pada tingkatan bawah harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum seseorang bisa mengejar kebutuhan di tingkatan yang lebih tinggi. Artinya, yang ada di dasar piramida merupakan kebutuhan utama.
4. Kondisi Sosial dan Budaya
Apa yang dianggap penting di satu tempat, bisa jadi tidak relevan di tempat lain. Sebagai contoh, di daerah terpencil, listrik mungkin bukan kebutuhan yang mendesak karena masyarakat terbiasa hidup tanpa ketergantungan terhadap teknologi.
Namun, di kota besar, listrik menjadi hal pokok karena hampir seluruh aktivitas, mulai dari pendidikan hingga pekerjaan, bergantung padanya.
Internet juga mengalami transformasi serupa—dulu dianggap sebagai pelengkap, kini menjadi kebutuhan penting untuk akses informasi, pembelajaran, dan konektivitas sosial.
5. Peran dan Tanggung Jawab Seseorang
Seseorang yang memiliki peran penting dalam suatu sistem, seperti kepala keluarga, pelajar, atau pekerja profesional, bisa memiliki kebutuhan utama yang berbeda.
Misalnya:
- Bagi seorang pelajar, buku dan perangkat belajar adalah kebutuhan utama.
- Bagi pekerja remote, koneksi internet yang stabil mungkin lebih penting daripada pakaian formal.
- Bagi ibu rumah tangga, kebutuhan akan dapur yang layak mungkin lebih utama daripada kendaraan pribadi.
![]() |
Gambar: pressfoto / freepik |
Perubahan Kebutuhan Seiring Waktu
Yang menarik, kebutuhan tidak bersifat statis. Ia berubah seiring dengan waktu, usia, dan perkembangan lingkungan.
Saat seseorang masih kecil, kebutuhan utamanya adalah kasih sayang, makanan bergizi, dan pendidikan dasar. Namun ketika dewasa, kebutuhan akan pekerjaan, rumah tangga, dan kesehatan menjadi lebih mendesak.
Begitu juga dari sisi teknologi. Di era digital saat ini, gawai (gadget) yang dulu hanya menjadi barang mewah, kini telah menjadi alat komunikasi penting. Banyak aktivitas harian—termasuk pendidikan, perbankan, dan belanja—bergantung padanya.
Contoh Perubahan Status Kebutuhan:
- Dulu: Telepon rumah → kebutuhan tambahan
- Kini: Smartphone → kebutuhan utama
- Dulu: Komputer pribadi → kebutuhan sekunder
- Kini: Laptop dengan internet → kebutuhan utama bagi pelajar dan pekerja
Kesalahan Umum dalam Menentukan Prioritas Kebutuhan
Sering kali, seseorang menganggap suatu keinginan sebagai kebutuhan utama hanya karena dorongan emosional atau gaya hidup. Misalnya:
- Menganggap membeli pakaian bermerek lebih penting daripada menabung untuk kesehatan.
- Lebih memilih makan di restoran mewah daripada memenuhi kebutuhan gizi keluarga di rumah.
Inilah sebabnya penting untuk memiliki kesadaran dan pengendalian diri dalam menentukan kebutuhan mana yang benar-benar utama. Salah dalam menetapkan prioritas bisa mengakibatkan masalah finansial, stres, dan ketidakseimbangan hidup.
Cara Menentukan Kebutuhan Utama Secara Bijak
Untuk membantu mengidentifikasi kebutuhan utama secara lebih objektif, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Evaluasi kebutuhan berdasarkan fungsi: Tanyakan pada diri sendiri, apakah hal ini diperlukan untuk hidup sehat, produktif, dan aman?
- Bedakan antara “butuh” dan “ingin”: Keinginan bersifat emosional, sementara kebutuhan berkaitan dengan keberlangsungan hidup.
- Gunakan skala prioritas: Susun daftar kebutuhan berdasarkan urgensi dan dampaknya terhadap keseharian.
- Pertimbangkan konteks saat ini: Situasi darurat seperti pandemi, krisis keuangan, atau musibah bisa mengubah urutan kebutuhan secara signifikan.
- Diskusikan dengan keluarga: Terutama dalam rumah tangga, kesepakatan bersama penting agar pengeluaran diarahkan ke kebutuhan yang benar-benar penting.
Kesimpulan
Menentukan apakah suatu kebutuhan termasuk utama atau tidak, tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Banyak faktor yang memengaruhi, mulai dari urgensi, dampak, peran sosial, hingga kondisi lingkungan dan zaman. Kebutuhan utama selalu berkaitan dengan kelangsungan hidup dan keberfungsian seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Memiliki kemampuan untuk memilah dan menetapkan prioritas kebutuhan adalah salah satu kunci menuju kehidupan yang seimbang dan bijak secara finansial. Karena pada akhirnya, hidup bukan tentang memiliki segalanya, tapi tentang mampu memilih mana yang paling penting untuk dipenuhi terlebih dahulu.